Selasa, 20 September 2016

Sebuah Kisah dalam hidup: ObserverWanita dari AmerikaCantikrupanya, menawan...

Sebuah Kisah dalam hidup: ObserverWanita dari Amerika
Cantikrupanya, menawan...
: Observer Wanita dari Amerika Cantik rupanya, menawan penampilannya siapa sangka pada tubuhnya yang mungil ini menyimpan kekuatan dan ...

Observer Wanita dari Amerika


Cantik rupanya, menawan penampilannya siapa sangka pada tubuhnya yang mungil ini menyimpan kekuatan dan tekad yang sangat besar. Ya, dia adalah salah satu dari sekian banyak observer wanita yang ada di Amerika, namanya Boubbie buzzel. Berasal dari keluarga yang peduli dengan pendidikan, Boubbie menyelesaikan kuliahnya dan mendapatkan gelar sarjana dari Western Washington University jurusan Biologi Kelautan.

Sudah 2 tahun dia menjadi observer kapal perikanan, setidaknya dia sudah naik hingga lebih dari 30 kapal. Pengalamannya sebagai seorang observer perikanan dimulai ketika masa kuliah dahulu. Dia pernah ikut kapal riset untuk meneliti sumberdaya ikan yang ada di perairan Amerika, pengalaman itulah yang membuat dirinya merasa tertantang untuk kembali kelaut dan menjadi seorang observer.

Alaska merupakan perairan dengan cuaca yang sangat ekstrem, disana badai salju kerap terjadi dan suhu diluar dapat mencapai minus beberapa derajat celcius, hal itu sudah menjadi santapannya sehari-hari. Kebanyakan perikanan di Alaska berbasis pada kapal dengan menggunakan alat tangkap longline, trawl, gillnet, trolline dan pot. Pot adalah sejenis alat tangkap yang menyerupai perangkap atau di Indonesia dikenal dengan nama bubu.

Bekerja dilaut memiliki resiko yang sangat tinggi dengan bahaya yang bisa mengancam kapanpun apalagi dengan kondisi yang ekstrim dan itu bukanlah pilihan yang bagus bagi seorang wanita. Kebanyakan kru dan nahkoda kapal adalah laki-laki, hal ini semakin menambah daftar resiko dan bahaya selain faktor lingkungan tentunya. Kemudian, faktor apakah yang membuat Boubbie memilih observer sebagai pekerjaan utamanya?

Berdasarkan pengalamannya sebagai seorang observer keamanan bekerja dilaut sangat diperhatikan di Amerika. Peraturan yang dibuat sangat tegas sehingga memberikan jaminan keamanan dan keselamatan, tidak ada seorangpun diatas kapal baik nahkoda maupun ABK yang berani untuk mengganggu tugas observer, apalagi melakukan kekerasan seksual bagi seorang wanita. Menurutnya yang justru berbahaya adalah ketika berada di pelabuhan, karena kondisinya terbuka dan banyak orang yang tidak dikenal belum lagi jika para awak kapal dalam kondisi mabuk akibat minuman keras hal ini lah yang menurutnya lebih berbahaya daripada di atas kapal.

Lulus sebagai sarjana biologi kelautan tidak serta merta memuluskan langkahnya untuk menjadi obsever. Dia harus mengikuti seleksi yang cukup ketat, dan diwajibkan mengikuti beberapa pelatihan antara lain : pelatihan pengenalan jenis ikan, pelatihan keselamatan diatas kapal dan pelatihan untuk pengambilan data diatas kapal. Menurut dia, pelatihan-pelatihan yang diikuti sebelum menjadi observer secara resmi sangat membantu dalam menjalankan tugasnya sebagai observer.

Kamis, 16 Juni 2016

Alokasi Usaha Perikanan Tangkap


Alokasi usaha perikanan tangkap adalah seperti sebuah kue yang dibagikan dari pusat kepada masing-masing daerah. Alokasi usaha perikanan tangkap ini memberikan gambaran mengenai potensi sumber daya ikan yang ada pada wilayah pengelolaan perikanan (WPP) dan tingkat pemanfaatan yang telah dilakukan atau yang dikenal dengan produksi. Alokasi ini dilakukan dengan tujuan untuk melakukan input-output kontrol terhadap kegiatan penangkapan ikan. Setidaknya dengan penentuan alokasi ini kita dapat melakukan penentuan antara lain :
- Potensi Sumber Daya Ikan yang ada di WPP
- Jumlah Tangkapan yang diperbolehkan (JTB)
- Jumlah Kapal yang boleh beroperasi
- Jumlah maksimal Gross Tonase (GT) kapal
- Jumlah ijin yang boleh dikeluarkan baik oleh pusat maupun daerah.

Alokasi ini adalah isu yang sangat strategis untuk dibahas di Indonesia karena kita ini merupakan negara maritim dengan panjang garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada. Kita mengetahui bahwa sebagai negara kepulauan kita memiliki sumber daya ikan dengan tingkat Biodiversity tertinggi di dunia.

Sebenarnya penentuan alokasi dilakukan dengan melihat surplus produksi dari usaha penangkapan ikan di WPP tsb kemudian membandingkan dengan potensi yang ada sehingga kita memperoleh angka potensi lestari yaitu suatu angka yang ketika kita melakukan kegiatan penangkapan tetap memeberikan kesempatan bagi SDI untuk melakukan recruitment dan pulih kembali.

Akan tetapi sering terjadi kasus dimana potensi SDI yang ada terlihat rendah padahal hasil tangkapan dapat mencapai 4-5 kali lipat dari potensi, disitulah keunikan dari kegiatan perikanan bahwa dengan banyaknya variabel maka ketidakpastian (uncertainty) sangat mungkin terjadi sehingga produksi dapat melebihi potensi yang ada. oleh karena itu pengelolaan perikanan tidak dapat dilihat dari satu sisi saja melainkan harus dilihat dari berbagai sudut pandang.

Kembali ke alokasi, untuk penentuan alokasi dan pembagian kuota ijin daerah dan pusat maka ada beberapa data yang dibutuhkan untuk melakukan perhitungan antara lain :
> Jumlah Nelayan
> Panjang Garis Pantai
> Aktivitas Konservasi
> Tingkat Kepatuhan
Sumber data yang digunakan adalah data statistik perikanan tangkap yang tersedia yaitu data 2014 atau data statistik 2015 jika telah divalidasi. sedangkan untuk data potensi yang digunakan adalah data potensi terbaru tahun 2015 sehingga kita tetapkan bahwa t=0 adalah tahun 2015.

Perhitungan alokasi ini memerlukan rumus yang kelak akan disepakati bersama antara pemerintah pusat dan daerah



Senin, 13 Juni 2016

Kenapa kita perlu data pemantau / observer?
kata kunci : pentingnya data, lintang-bujur, hubungan panjang-berat ikan

Saat ini sumber data perikanan tangkap berasal dari data statistik perikanan tangkap, data logbook dan data observer. Data statistik perikanan tangkap berasal dari data landing base yaitu data pendaratan ikan yang ada di pelabuhan. Data logbook adalah data yang disampaikan nahkoda kepada petugas pelabuhan terkait hasil kegiatan penangkapan. Sedangkan data observer berasal dari petugas pemantau kapal perikanan yang ditempatkan diatas kapal untuk melakukan pencatatan hasil penangkapan selama bertugas diatas kapal tersebut. Dari ketiga data tsb, data observer memiliki keunggulan dibandingkan data yang lain karena menampilkan banyak hal yang lebih spesifik seperti lokasi lintang-bujur penangkapan ikan, jenis ikan, jumlah ekor, berat ikan, panjang ikan, nomer pancing, lama waktu setting dan hauling, jumlah ERS serta data lain yang tidak ada dan tidak pernah dikumpulkan selain oleh petugas pemantau / observer.

Kenapa data pemantau / observer itu penting? Karena dengan data observer itu kita dapat menentukan kebijakan perikanan tangkap. Contoh pertama, data lokasi penangkapan yaitu berupa lintang-bujur kegiatan penangkapan dapat digunakan untuk menentukan posisi fishing ground di WPP-NRI, dari data tsb kita dapat memetakan wilayah mana yang memiliki produktivitas yang tinggi, jenis ikan dan alat tangkap apa yang sesuai dengan kondisi perairan wilayah tersebut sehingga kelak dapat menentukan daya dukung (carrying capacity) lingkungan terhadap kegiatan penangkapan di wilayah tersebut.

Contoh kedua, data panjang dan berat ikan yang tertangkap dapat memberikan gambaran terkait pola pertumbuhan ikan. Sesuai dengan rumus hubungan panjang berat yaitu w= a.lb dimana secara sederhana ikan memiliki fungsi berat dalam volume (yaitu pangkat 3 dari panjangnya karena mengacu pada fungsi kubik). Apabila b=3 maka pola pertumbuhan bersifat isometrik yaitu pertambahan panjang akan diikuti dengan pertambahan berat. Apabila b≠3 maka bersifat allometrik, dimana apabila b<3 disebut allometrik negatif yaitu pertumbuhan panjang lebih dominan daripada pertambahan berat sehingga ikan berbentuk ramping dengan tubuh yang kurus dan panjang. Sedangkan alometrik positif b>3 menunjukkan bahwa pertambahan berat lebih dominan daripada pertumbuhan panjang sehingga ikan berbentuk gemuk dan bulat. Data ini kita dapat memberikan gambaran apakah tekanan penangkapan memberikan pengaruh terhadap pola pertumbuhan dari ikan di wilayah tersebut.

Dari kedua contoh diatas kita dapat merumuskan banyak hal terkait dengan kebijakan perikanan tangkap, sehingga kebutuhan terkait data observer sangat mendesak untuk segera direalisasikan

Ditulis oleh : Panca Berkah / Subdit evalola tgl 4 Februari 2014