Kriing-kriing ada sepeda, sepedaku roda dua kudapat dari ayah karena rajin bekerja. Demikian lirik lagu yang masih kuingat ketika aku kecil dulu waktu dapat sepeda untuk pertama kalinya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu sepeda kutinggalkan dan beralih ke sepeda motor, mungkin sama juga dengan yang dialami anak sekarang, atau malahan mereka ga mengalami masa naik sepeda, karena langsung naik motor, ironisnya sepeda motor merupakan kendaraan yang paling tidak aman dan paling sering terjadi kecelakaan
Tidak demikian halnya di Jepang, semua usia, baik anak-anak, remaja, orang dewasa maupun manula semua naik sepeda. Akan dengan mudah kita lihat di setiap sudut kota ini ada orang naik sepeda. Pagi hari saat mulai masuk sekolah maka hampir semua anak sekolah naik sepeda ke sekolahnya, baik itu SD, SMP, SMA maupun yang kuliah juga naik sepeda. Bahkan beberapa pekerja menggunakan pakaian rapi kemeja dan setelan jas naik sepeda dengan santainya.
Mungkin kalo di Indonesia kita naik sepeda yang ada keranjang di depannya kita akan merasa malu dan semua orang juga akan melihat kita, tapi di jepang sepeda dengan keranjang sangat berguna dan bermafaat. Kita dapat menaruh tas dan barang bawaan kita di keranjang, dapat juga menaruh barang belanjaan. Berbagai macam sepeda di rancang sesuai kebutuhan, untuk ibu-ibu yang punya anak bayi maka di belakang sadelnya ada boncengan kusi untuk anak bayi sementara di bagian depannya ada keranjang untuk menaruh barang belanjaan. Jadi sembari belanja anak tetap terjaga dari jangkauan tanpa kesulitan mengendarai sepeda.
Hampir semua orang di Jepang punya sepeda, walaupun mereka memiliki mobil yang terparkir di garasinya, tetapi sepeda tetap ada dan lebih sering digunakan kalo untuk jarak dekat misalnya ke supermarket atau ke toko-toko jika ingin berbelanja. Kalo di Indonesia orang bersepeda dikaitkan dengan status sosial, masih untung bersepeda daripada jalan, masih untung bersepeda motor daripada sepeda ontel, dst. Mind set kita sepertinya harus diubah bahwa kita naik sepeda bukan karena ga ada kendaraan lain melainkan ingin melakukan sesuatu untuk mengurangi polusi dan bagian dari olahraga tubuh.
Akan tetapi sepertinya sangat sulit untuk bersepeda di Indonesia, bagaimana mau bersepeda kalo jalurnya harus digabung dengan sepeda motor dan mobil wah bukan mengurangi polusi malah kita jadi sasaran polusi dari kendaraan lain. Di Jepang ini semua jalan dilengkapi jalur khusus untuk sepeda dan pejalan kaki. Jadi ga usah gusar dan ragu, klo mau kemana aja selama masih kuat ya bersepeda aja, aman dan menyehatkan.
Lagipula di Jepang ini sangat jarang sekali orang naik sepeda motor, mungkin bisa dihitung dengan jari orang yang naik sepeda motor, mungkin delivery order, anak kuliahan atau penggemar Harley Davidson, selain itu sangat jarang sekali. Aneh, kenapa di Indonesia justru motor-motor Jepang luar biasa banyaknya, padahal di negeri asalnya sepeda motor jarang sekali digunakan di Jepang? Model sepeda motor yang sedang ngetren di Indonesia-pun ga pernah kulihat di Jepang, yang ada disini cuma motor-motor model lama yang kecil cc-nya mungkin cuma 50-60 cc, jadi kecepatannya-pun hanya berkisar 40-50 km/jam.
Sepeda di Jepang ini sangat banyak sekali dan bahkan kita dapat melihat sepeda-sepeda tak bertuan, entah itu di pinggir jalan di tempat parkir deket stasiun, tempat parkir di kamus dll. Sebagian besar sepeda yang tidak bertuan itu, dipenuhi karat atau bannya kempes. Mungkin kata orang jepang “daripada gw nuntun sepeda bocor mendingan beli baru aja” atau mungkin lupa letakkan kuncinya dimana “ daripada dongkel-dongkel kunci sepeda mending beli baru aja” atau barangkali mereka memang sengaja menaruh banyak sepeda di berbagai tempat agar nantinya klo ke tempat ini lagi, dia ada sepeda untuk kemana-mana, karena aku lihat di stasiun kochi sepeda-sepeda itu ga berkurang jumlahnya walaupun udah jam 12 tengah malam dimana udah ga ada lagi kereta datang dan pergi.
Klo ada yang nanya berapa sih harga sepeda di jepang, mungkin harganya bervariatif berkisar 5.000 yen sampai 20.000 yen (1 yen = Rp.100). Itu tergantung dari model, kegunaan, ada giginya ato tidak dsb. Model sepeda balap dan sepeda gunung jarang di temui dan hanya orang-orang tertentu saja yang menggunakan sepeda itu, yang paling umum tentu saja sepeda dengan keranjang di depannya. Tapi satu hal yang pasti semua sepeda di Jepang wajib dilengkapi dengan lampu, dan harus dinyalakan ketika malam hari.
Klo lihat orang-orang bersepeda sepertinya aku bakal merindukan hal sepert ini terwujud di Indonesia, dimana sebagian besar orang menggunakan sepeda sebagai transportasi, selain bebas dari polusi juga menyehatkan badan, semoga dapat segera terwujud, yuk kita bersepeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar