Selasa, 28 September 2010

“Khairun naasi anfa’uhum linnaas”

Sebaik-baik manusia adalah siapa yang paling banyak bermanfaat bagi orang lain. Ini adalah salah satu hadist yang sering kita dengar. Aku ingin sekali mengamalkan hadist tersebut, banyak hal yang ingin kulakukan agar kehadiranku ini dapat meberikan manfaat bagi orang lain, kalaupun tidak dapat memberikan manfaat setidaknya kehadiranku janganlah mengganggu atau membuat orang lain tidak nyaman.


Sejak mulai bekerja di DKP pada tahun 2006, saat itu Dharma Wanita DKP menyelenggarakan donor darah. Waktu itu motivasiku hanya ikut-ikutan dan biar dapat makanan gratis. Tapi setelah aku resapi dan aku maknai ternyata donor darah ini memberikan manfaat kepada orang-orang yang membutuhkan, maka mulai saat itu aku bertekad untuk selalu mendonorkan darahku setiap 3 bulan. Sebenarnya sejak kedatanganku di Jepang aku udah sampaikan kepada koordinatorku bahwa aku ingin donor darah di Jepang, karena memang sudah saatnya aku donor darah. Terakhir kali aku donor darah di Indonesia bulan april 2010, mungkin karena lupa atau sibuk dan juga adanya bulan Ramadhan maka baru kemaren 15 September 2010 keinginanku untuk donor darah terwujud, senang sekali rasanya, karena kehadiranku disini memberi manfaat dan aku dapat mengamalkan hadist tersebut.

Pada prinsipnya di Jepang tidak dibedakan antara pendonor darah orang Jepang dengan orang asing, semua perlakuannya sama. Akan tetapi sebelum melakukan donor darah ada beberapa prosedur yang disyaratkan seperti mengisi kuisioner dan menjawab pertanyaan seputar riwayat penyakit yang pernah kita derita, hal ini juga disyaratkan di Indonesia seperti kita ditanya tentang penyakit kuning, stroke, tekanan darah tinggi, kanker, HIV atau yang terkait dengan virus. Cuma perbedaannya kalau di Indonesia kita mengisi di kertas form yang disediakan PMI, kalau di Jepang kita mengisinya di komputer dan setelah selesai langsung di print.


Prosedur selanjutnya kita akan dipanggil untuk masuk ke ruang dokter, disini kita ditanya seputar kesehatan kita, apakah kita mengkonsumsi obat-obatan, minum-minuman beralkohol atau pernah sakit beberapa minggu yang lalu. Kita akan diperiksan tekanan darahnya dan akan dicek kesehatannya. Inilah yang juga merupakan keuntungan seorang pendonor darah, karena secara tidak langsung dia telah melakukan “general chek-up” terhadap tubuhnya, kalau dirasa kita kurang sehat atau dokter tidak yakin maka kita akan disuruh pulang, barangkali disuruh untuk mengurangi konsumsi makanan berlemak, atau disarankan untuk beristirahat yang cukup. Karena orang yang akan mendonorkan darahnya harus benar-benar dalam kondisi vit dan keadaan sehat.


Kalau dokter nyatakan oke maka kita masuk ruang pemeriksaan darah untuk diuji apakah darah kita memenuhi syarat atau tidak. Prosedurnya disini beda dengan di Indonesia, kalau di PMI Salemba, periksa darah dulu baru ke dokter kalau di Jepang ke dokter dulu baru darahnya di periksa. Setelah diambil sampel darahnya untuk di periksa kemudian kita akan naik di kursi donor darah. Disini hampir sama dengan di Indonesia cuma kalo di Jepang di sediakan televisi di depan kursi donor darahnya jadi sambil menunggu darah kita diambil kita dapat menonton televisi. Lumayan juga nih, karena kalau untuk donor darah paling tidak dibutuhkan waktu sekitar 15-20 menit.




Susternya baik dan ramah, dia berusaha mengajak ngobrol dan bercakap-cakap denganku, sayangnya dia menggunakan bahasa Jepang sedangkan aku hanya tau sedikit aja bahasa Jepang kalau diajak ngobrol pake bahasa Inggris dianya kagak ngerti, ya udahlah, aku ngangguk-ngangguk aja he…he…



Jumlah darah yang di donorkan berbeda antara di Indonesia dengan di Jepang. Kalau di Indonesia untuk yang memiliki bobot lebih dari 60 Kg maka akan diambil darahnya 350 ml sedangkan yang dibawah dari 60 Kg diambil 250 ml. Kalau di Jepang dengan bobot dibawah 50 kg diambil sebanyak 200ml sedangkan diatas 50 kg diambil 400ml. Jadi hari itu aku diambil darahnya 400 ml. Alhamdulilah, semoga aja darahku bermanfaat untuk kemanusiaan, amiin…


Waktu sedang donor darah salah satu susternya menanyakan “kalau di Indonesia katanya setelah selesai donor darah diberikan makanan ya?” aku jawab “iya memang PMI Indonesia menyediakan roti dan susu untuk yang selesai donor darah, tapi kalau disini ketentuannya berbeda ya, tidak usah repot-repot menyediakan untukku”, “bagiku bisa mendonorkan darahku aja aku udah senang” lanjutku, mereka-pun tersenyum. Kalau di Jepang hanya di sediakan minuman dan biskuit yang dapat kita ambil di vending machine segara gratis, selain itu juga di sediakan banyak buku-buku dan komik buat mereka yang selesai mendonorkan darahnya, sambil menunggu beberapa menit untuk pemulihan kondisi tubuh.

Biasanya di Indonesia setelah selesai donor darah maka kartu kita akan di cap tanggal dan tempat kita melakukan donor darah selain itu akan diberikan kertas pemberitahuan kapan kita akan mendonor darah berikutnya. Kalau di Jepang sistem kartunya seperti ATM ada pin-nya dan berisi semua data tentang diri kita, tanggal kita melakukan donor darah sudah tercantum, berapa darah kita yang didonorkan dan kapan waktu selanjutnya jika kita ingin mendonorkan darahnya. Sayangnya mungkin aku sudah pulang ke Indonesia untuk tanggal berikutnya karena tercantum 8 desember 2010, tak apalah, nanti donor darah di Indonesia juga bisa.


Buat temen-temen yang belum pernah donor darah, semoga menjadi terbuka hatinya dan tergerak untuk mendonorkan darahnya, kalian udah tahu kan hadistnya, tinggal mengamalkannya. Buat yang udah pernah/ udah sering mendonorkan darahnya semoga jadi tambah bersemangat dan terus rutin mendonorkan darahnya, semoga kelak ini akan menjadi catatan amal yang baik bagi kita, amiiin.

Karena pada dasarnya sel darah merah dalam tubuh kita hanya bertahan selama 120 hari dan kemudian akan dihancurkan yang selanjutnya tubuh akan membentuk sel darah merah yang baru. Kadang-kadang darah kotor yang ada dalam tubuh kita dikeluarkan dalam bentuk jerawat dan bisul, maka daripada keluar dalam bentuk itu lebih baik kita sumbangkan agar lebih bermanfaat bagi kita dan juga bagi orang lain.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar