Setiap perubahan pasti akan memunculkan pahlawan yang akan selalu dikenang sebagai orang yang berperan dalam perubahan tersebut. Perubahan Jepang menjadi negara kuat adalah saat terjadi “resotari meiji” pada tahun 1868 dimana terjadi perubahan besar-besaran dalam segala aspek kehidupan di Jepang dari pemerintahan Shogun yang diktator kembali ke Kaisar. Dalam sejarah Jepang dikenal seorang samurai yang turut serta dalam melakukan perubahan fundamental itu, yang berasal dari Kochi yaitu Ryoma Sakamoto.
Ryoma adalah seorang samurai kelas bawah yang bersama dengan teman-temanya melakukan perubahan pada pemerintahan Jepang pada masa itu. Pada masa itu terdapat perbedaan kasta -yang dibuat oleh shogun- di masyarakat antara samurai, petani, tukang dan pedagang atau yang dikenal dengan "shi-Nou-kou-sho". Ryoma dilahirkan pada tahun 1835 di kochi atau yang dulu dikenal dengan domain feodal “Tosa”. Dia adalah putra bungsu dari keluarga pedagang yang kaya, ayahnya membeli hak untuk menjadi goshi samurai kelas bawah. Pada saat itu samurai itu dibagi menjadi dua kelas, Joshi dan goshi (Atas dan bawah).
Pada Usia 14 tahun (1849) dia berlatih kendo dan menjadi pemuda yang sangat berbakat dalam bidang tersebut sehingga di kirim ke sekolah samurai di Edo (Sekarang Tokyo). Pada waktu itu terdapat tiga (3) Klan kuat yaitu klan Satsuma dari Prefektur Kagoshima di Kyushu, Klan Chōshū dari Prefektur Yamaguchi di Honshu dan Klan Tosa dari Prefektur Kochi di Shikoku.
Pada Usia 19 tahun (1853) dia mendapatkan peringkat dua disekolahnya dan merupakan salah satu pemuda terkuat di kelasnya. Pada tahun yang sama juga ditandai dengan datangnya “black ship” 4 armada kapal hitam Amerika dengan Kommodor Mathew Perry sebagai pemimpinnya.
Ini merupakan titik awal Jepang dalam sejarah “Restorasi Meiji”, selama lebih kurang 200 tahun Jepang melaksanakan politik sakoku, menutup diri dari pengaruh asing. Ketika itu kommodor Perry datang dan ingin mengadakan kerjasama serta membuka pelabuhan Jepang untuk Internasional. Sebagai seorang samurai Ryoma juga ikut dalam barisan prajurit yang diperintahkan Kaisar untuk menjaga Teluk Edo, saat melihat besarnya kapal Amerika dan canggihnya tekhnologi yang digunakan, belum banyak orang jepang yang mengenal senjata api (pistol) pada waktu itu. Ryoma iri sekaligus ketakutan akan masa depan Jepang yang akan datang, dia juga menginginkan agar Jepang dapat memiliki kapal seperti “black ship” itu.
Pada tahun 1854 Ryoma pulang ke Tosa dan bertemu dengan seorang penulis buku bernama Kawade Shoryo, dia adalah penulis buku biografi “Nakahama Manjiro” seorang nelayan yang terdampar di Hawaii kemudian ditemukan oleh Kapten kapal pemburu ikan paus miliki Amerika lalu dibawa ke Amerika. Nakahama Manjiro merupakan orang Jepang pertama yang belajar di Amerika. Dia juga sempat bekerja di kapal ikan sebelum kembali ke Jepang dan menjadi penerjemah saat kedatangan Kommodor Perry. Cerita ini menginsipirasi Ryoma sehingga dia jadi tahu kebijakan ekonomi, sosial, politik dan keadaan Amerika. Ryoma kembali ke Edo dan menyelesaikan studinya pada tahun 1958.
Pada tahun 1862 Takechi teman Ryoma mendirikan kelompok di domain Tosa yang terdiri dari samurai kelas bawah. Mereka menginginkan perubahan/revolusi di klan Tosa, akan tetapi Ryoma menginginkan perubahan untuk seluruh Jepang, sehingga Ryoma memutuskan untuk tidak bergabung dan memilih bekerja bersama Katsu Kaishu seorang perwira berpangkat tinggi di pemerintahan shogun.
Pada Tahun 1863 Katsu mendirikan Akademi Angkatan Laut di kobe dan Ryoma ikut bergabung di dalamnya. Sekolah ini terdiri dari para ronin muda tanpa adanya perbedaan status social. Mereka sama seperti ryoma meninggalkan klan-nya untuk melakukan perubahan. Pada saat itu terjadi pemberontakan dari Klan Choshu kepada Kaisar dan banyak dari mereka adalah siswa di Akademi Angkatan Laut kobe sehingga Kaisar memutuskan untuk membubarkan Akademi Angkatan Laut ini
Pada tahun 1864 Ryoma dengan sekitar 20 teman-temannya pergi ke Nagasaki dan memulai "Kameyama Shachu" (perusahaan) yang kemudian dikenal sebagai “kaientai" (Naval Auxiliary Force). Kaientai ini disebut sebagai perusahaan pertama di Jepang. Perusahan ini bergerak dalam bidang perdagangan, ekspor-import dan persenjataan. Ryoma sangat cerdas dia mampu bekerjasama dan menjalin hubungan baik dengan Klan choshu dan klan Satsuma. Pada waktu itu klan choshu dilarang membeli senjata karena telah melakukan pemberontakan terhadap Kaisar, padahal mereka sangat membutuhkan senjata. Sedangkan Klan Satsuma membutuhkan bahan makanan yang berasal dari Klan choshu. Maka Ryoma mensiasatinya dengan membeli senjata atas nama klan Satsuma kemudian menukarkannya dengan makanan yang dimiliki klan Choshu. Semua ini tertuang dalam pakta kerjasama yang ditandatangani pada tahun 1986 secara diam-diam.
Ternyata hal ini tercium oleh pemerintahan shogun saat itu, mereka tahu bahwa Ryoma melakukan kerjasama dengan kedua klan tersebut untuk melakukan perubahan dan berusaha menggulingkan kekuasaan shogun, ketika Ryoma sedang menginap di sebuah penginapan di Kyoto. Ryoma diserang oleh para prajurit shogun, walaupun saat itu dia memiliki pistol tetapi karena banyaknya jumlah prajurit yang menyerangnya dia-pun lari menyelamatkan diri. Ryoma beruntung tidak mati dalam penyerangan itu, akan tetapi di mengalami luka yang cukup parah. Klan Satsuma menyelamatkan Ryoma dan merawat luka-lukanya hingga sembuh.
Bulan April tahun 1867 sebuah kapal dagang Ryoma ditenggelamkan oleh Klan Kishu yang merupakan kerabat dari shogun. Ryoma marah dan meminta ganti rugi, dia mulai memperkenalkan Hukum Laut Internasional dan meminta kasus tenggelamnya kapal dagang milik perusahaan-nya diselesaikan dengan Hukum Laut Internasional, dan akhirnya Ryoma mendapatkan ganti rugi yang cukup besar. Pada saat yang sama Ryoma juga menjalin kerjasama dengan penasehat domain Tosa Goto Shojiro. Klan Tosa ingin bergabung dengan Klan Choshu dan Klan Satsuma menjadi bagian dalam perubahan itu.
Akhirnya dengan dukungan dari ketiga klan tersebut maka Ryoma dan kelompoknya berhasil membuat shogun mengundurkan diri tanpa terjadi peperangan dan pertumpahan darah. Ide Ryoma untuk pemerintahan baru tertuang dalam bukunya "Senchu Hassaku" atau Delapan point pemerintahan baru. Ryoma menyarankan agar kekuasaan dikembalikan kepada Kaisar. Agar harga emas dan perak disamakan dengan negara lain, mengikuti harga internasional Pada bulan Nopember 1867 Ryoma di bunuh di Kyoto oleh samurai kelas atas yang tidak menyukai sepak-terjang Ryoma, dia meninggal dalam usia 32 tahun.
Dia meninggal sebelum menyaksikan keberhasilan revolusi yang telah direncanakan. Perubahan terjadi ketika Kaisar Meiji naik tahta pada tahun 1968 saat itu Kaisar menghapus semua sistem yang dahulu di bentuk oleh shogun, Jepang masuk dalam era baru.
Selama masa peralihan dari shogun ke “restorasi meiji” dalam sejarah Jepang, banyak pahlawan yang berguguran. Perbedaan antara Ryoma dan yang lainnya adalah bahwa Ryoma memikirkan kesetaraan persamaan dan kebebasan sebagai seorang pemimpin dia sangat membenci perbedaan kelas, dia tidak pernah bekerja hanya untuk kepentingannya sendiri, dia sangat setia pada Kaisar . Dia adalah salah satu dari beberapa samurai yang memiliki visi dan misi yang jelas tentang masa depan serta memiliki pikiran yang terbuka itulah salah satu alasan mengapa dia begitu populer dikalangan anak muda Jepang.
Sebagai penghormatan atas perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan nama Ryoma Sakamoto diabadikan sebagi nama Bandar udara di Kochi. Nama Ryoma saat ini lebih terkenal ketika dia telah meninggal daripada saat dia masih hidup, banyak barang menggunakan gambar Ryoma Sakamoto
Dikutip dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar