Selasa, 28 September 2010

I'tikaf di Jepang

I’tikaf adalah kegiatan berdiam diri di masjid untuk melakukan amal ibadah, yang dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT. Rasullulah SAW sangat menganjurkan kita untuk melakukan I’tikaf pada 10 malam terakhir di bulan Ramadhan. Aku dan istri sering melakukan itikaf ketika di Indonesia walaupun tidak 10 hari penuh, waktu itu banyak masjid yang menyediakan dan menyelenggarakan kegiatan I’tikaf, akan tetapi di Jepang, merupakan hal yang seumur-umur baru kali ini aku alami, sungguh pengalaman yang tidak bakal aku lupakan, sangat mengesankan.
Lokasi masjid tempat aku i’tikaf bukanlah masjid yang ada di kota Kochi, karena di Kochi tidak ada masjid disini, masjid itu ada di kota Tokushima. Jaraknya sekitar 157 Km dari Kochi, menempuh perjalan sekitar 2,5 jam menggunakan mobil. Masjid di Tokushima bukanlah masjid seperti yang biasa kita lihat di Indonesia, dimana terdapat menara yang menjulang tinggi serta ada kubah yang merupakan ciri khas masjid. Tapi disini masjid hanya berupa bangunan segi empat yang berukuran panjang sekitar 20 meter lebar 10 meter. Masjid ini terdiri dari 2 lantai, lantai bawah untuk sholat ikhwan lantai atas untuk sholat akhwat.


Masjid ini adalah bangunan yang baru dibeli, mungkin sekitar setahun yang lalu dibeli oleh masyarakat muslim di daerah Tokushima menggunakan dana hasil patungan diantara mereka. Tanah di Jepang sangat mahal, apalagi beserta bangunan yang lokasinya berada di tengah kota tidak terbanyang harganya, menurut informasi harga masjid ini ketika di beli sekitar 20 juta Yen atau kalau di Indonesia setara dengan 2 Milyar Rupiah, Wauw suatu harga yang fantastis dan pasti memerlukan perjuangan yang sangat berat dari para muslim di Tokushima. Dahulunya masjid tidak sebagus saat ini belum ada wallpaper di dinding dan belum memiliki karpet, sekarang sudah mulai ada perkembangan dan menampakkan seperti masjid. Bangunan dicat menyerupai kubah, wallpaper dipasang, karpet didatangkan langsung dari Syria, semuanya dengan perjuangan dan gotong-royong dari masyarakat Tokushima.



Imam masjid ini adalah seorang professor berkebangsaan Mesir yang pekerjaannya adalah dosen dan mengajar di Tokushima University. Orangnya low-profile dan sangat ramah, beliau berperawakan tinggi dan menggunakan kaca-mata beliau sangat welcome terhadap muslim yang datang berkunjung ke masjid. Orang Jepang yang memeluk agama Islam di Jepang maupun di Tokushima ini belumlah begitu banyak akan tetapi para muslim disini menyediakan banyak buku-buku islam yang menggunakan bahasa Jepang, Al-qur’an dengan terjemahan bahasa Jepang, buku-buku tentang islam, majalah, brosur dsb. Yang aku tahu satu dari orang Jepang di Tokushima yang memeluk agama Islam adalah Muto-san, beliau menikah dengan ibu dewi warga Indonesia asal Jogja, mereka telah dikaruniai 3 orang anak. Subhanallah semoga semakin banyak saja orang Jepang yang memeluk Islam, karena sebenarnya mereka telah melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari seperti kebersihan, disiplin / tepat waktu, menghormati orang, ramah, rapi, teratur, hanya saja mereka belum meyakini secara keimanan. Kita sering mendengar para dai/mubaligh mengatakan bahwa ajaran islam justru terlihat di negara-negara yang bukan mayoritas Islamseperti di Jepang dan negara-negara Eropa. Sedangkan kita di indonesia memang mayoritas beragama islam tetapi jarang sekali kita melihat orang menerapkan ajaran islam, masih banyak korupsi, tipu-menipu, tidak menjaga kebersihan, tidak tepat waktu, kejahatan/kriminalitas dsb.



Sebenarnya aku datang ke Tokushima ini diajak oleh Bapak Yudhi dan keluarga, kita berangkat naik mobil pak Yudhi bersama anak dan istrinya, Pak Iwan dan Keluarga juga berangkat bersama kita menggunakan mobil mereka, sedangkan Pak Erwin dan keluarganya berangkat sendiri, tidak bersamaan dengan kita, tetapi kita janjian akan ketemu di Masjid Tokushima. Waktu itu aku pikir mereka semua akan pulang kembali ke kochi pada hari yang sama, ternyata pak Erwin dan keluarganya akan pulang esok hari dan berniat I’tikaf di masjid. Pak Erwin menawariku untuk pulang bersama beliau, kalau aku memang mau I’tikaf malam ini, “ya” tentu saja dengan senang hati aku mengiyakan. Kapan lagi punya kesempatan itikaf di masjid di 10 hari terakhir Ramadhan kalau bukan saat ini begitu pikirku. Kebetulan sekarang kan hari sabtu, besok minggu tanggal 5 sepetember libur ga ada kegiatan.



Hebat, di Jepang ini ternyata teman-teman dari Jama’ah Tabliq juga ada disini, luar biasa. Mereka berjumlah 9 orang, berasal dari Indonesia 5 orang dan dari Malaysia 4 orang. Subhanallah ternyata usaha dakwah sudah tersebar dimana-mana. Pemuda dari Indonesia adalah pekerja yang memang sengaja keluar dari pekerjaannya untuk dapat berdakwah 40 hari selama bulan Ramadhan. Pemuda dari Malaysia adalah mahasiswa di Universitas di Jepang. Jama’ah ini baru tiba juga di Tokushima, mereka baru datang dari Masjid Hiroshima. Mereka menempuh perjalanan yang cukup jauh dari markas jama'ah tabliq, masjid Jami Nagoya, di Pulau Honsu hingga ke Tokushima di Pulau Shikoku. Mereka mengatakan bahwa sekarang di Jepang ini masjid sudah mulai banyak, kalau 5 tahun yang lalu mungkin butuh waktu 4-5 jam dari satu masjid ke masjid lain sekarang hanya sekitar 1-2 jam perjalanan. Subhanallah, mereka mengingatkan aku ketika masih kuliah dulu dimana aku juga ikut bergabung dan menjadi bagian dari mereka. Sekarang aku terlalu sibuk dengan usaha untuk mendapatkan duniaku sehingga hampir-hampir aku melupakan usaha untuk mendapatkan akhiratku. Allahu akbar semoga engkau membimbingku ke jalan yang benar ya Allah.




Pada saat buka puasa banyak sekali masyarakat muslim yang berkumpul disini ada sekitar 50 orang dengan akhwatnya, mereka berasal dari berbagai negara mungkin timur-tengah yang paling banyak karena mereka menggunakan bahasa arab, ada juga teman dari Malaysia, China, India dan Indonesia tentu saja. Kita disuguhi makanan khas timur-tengah yang penuh cita-rasa, seperti masakan padang, bumbunya sangat “nendang”. Lauknya juga besar-besar, daging ayamnya sebesar kepalan tangan, wah ini mah porsi orang timur-tengah. Tapi karena jarang nemuin makan seperti itu ya udah di habisin aja, mantabs.




Sholat magrib berjama’ah dilanjutkan dengann tadarus bersama sembari menunggu waktu sholat isya. Akan tetapi pak Erwin mengatakan bahwa ada tamu dari PKPU yang datang dari Osaka mereka berdua mau mengumpulkan zakat fitrah dari teman-teman yang ada di Tokushima dan Kochi. Beliau berdua adalah pak Edy dari PKPU Jakarta yang memang sedang bertugas di Jepang dan pak Yudi mahasiswa di Hiroshima University. “Mereka baru tiba di Tokushima malam ini dari Hiroshima nanti kita menjemputnya di Tokushima Stasiun” begitu kata pak Erwin. Jadi malam ini aku tidak ikut sholat isya dan tarawih berjamaah di masjid karena kita semua warga Indonesia berkumpul di rumahnya pak Sapta untuk menyambut tamu dari PKPU. Pak Edy menjelaskan mengenai zakat fitrah, zakat mal, zakat profesi, infaq dan juga shodaqoh. Beliau mengatakan bahwa PKPU akan mengadakan kerjasama dengan mahasiswa muslim di Jepang untuk mengumpulkan Zakat dan Infaq untuk disalurkan di Indonesia melalui kedubes RI ataupun Konjen RI. Selama ini memang temen-temen di Jepang ini kesusahan untuk menyalurkan zakatnya, karena tidak ada lembaga yang mengumpulkannya selain itu kalaupun sudah terkumpul di masjid mereka kesulitan menyalurkannya karena masyarakat di Jepang sudah hidup makmur, tidak ada yang mau menerima zakat ataupun shodaqoh. Oleh karena itu PKPU mencoba untuk memberikan jalan keluar dengan menyalurkan zakat mereka kepada masyarakat di Indonesia yang masih membutuhkan




Bersama pak Erwin
Setelah mendengarkan cerita dan pengalaman temen-temen tentang kondisi dan keadaan di Tokushima dan Kochi, pak Edy dan pak Yudhi ikut beri’tikaf di masjid Tokushima bersama kami. Malam itu sebelum makan sahur kita mengerjakan sholat Tahajjud dan setelah sahur dilanjutkan sholat Shubuh dan diakhiri dengan tadarus dan doa, kemudian beristirahat untuk selanjutnya mengantarkan pak Edy dan pak Yudhi ke Stasiun Tokushima, baru kembali ke Kochi.



Subhanallah, terimakasih ya Allah, telah memberikan aku kesempatan untuk beritikaf dan mengenal banyak saudara muslim, semoga engkau menguatkan persaudaran ini dan mempertemukan kami semua di surgaMu, Amiin ya robbal alamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar